Thursday, September 29, 2011

Kamu membenciku selama ini, ternyata aku mengendap dihatimu sedalam ini..
-Peri Kamar-
Diam. Bahasa kemarahan terbesarku..
-Peri Kamar-
Dari banyak kesombongan yang kau miliki, bisakah aku menjadi satu di dalamnya?
Publish Post-Peri kamar-
Ada saatnya kesedihanmu menjadi kesenanganku. Waktu kita tidak sejalan..
-Peri Kamar-
Kita semua punya perasaan. Kadang kita suka lupa atau pura-pura lupa kalau orang lain juga punya perasaan..
-Peri Kamar-

Sunday, September 18, 2011

Hatinya telah dimakamkan. Tertusuk lidah sendiri, dan MATI..
-Peri Kamar-
Kita pernah bertatapan, saling memberi harapan. Kita juga pernah berangkulan, untuk sebuah perpisahan..
-Peri Kamar-
Setelah hati yang terakhir kau injak, akulah tulang rusukmu yang telah rusak..
-Peri Kamar-

Thursday, September 15, 2011

Hujan, skripsi, dan kamu..


Bandung.
Langit gelap, hari melarut
Merangkul tas yang berisi lembaran draft skripsi
ketika baru mengalami kebangkitan
dari mati suri sejenak
dan masa depan yang masih menunggu dalam genggaman
dalam lembaran ini, dan dalam kamu
hidup...

Langit seakan marah tak memaafkan
mungkin kesal melihatmu kubawa hingga larut
atau mencoba menggertak
menguji seberapa kita kuat
Hujan turun, menghujam kita dengan murka
dalam tubuh yang agak kepayahan ini
ditambah suaranya yang memekakkan
dan kilatnya yang seakan sedang menghentak
kita basah. kita berpelukan
saling menguatkan

Dari kampus dan rumah cukup menjarak
perlu kekuatan sedikit dilebih-lebihkan untuk pulang pergi
ya, demi skripsi
dimana harapan dalam sebuah beberapa tumpukan kertas
melengkungkan senyuman untukku, untuk kamu, dan mereka
semua yang pasti berbahagia
harapan ini milik kita
sumber hidup sampai tua
jika lembaran ini selesai
dan lulus sudah ada dalam genggaman

Kamu tahu, sayang...
ketika menulis draft skripsi namamu yang kuingat
ketika lelah aku selalu berusaha memaksakan terjaga
tak mungkin kurelakan hujan merusak apa yang telah kujaga
kupastikan tak setetes airpun menyentuh lembaran kertas ini
tak ada sedikitpun yang boleh meleburkan
harapan kita, janjiku sebelumnya

"aku bersamamu, sayang.."
berbisikku pelan
kita berangkulan melawan angin dingin yang menusuk
menatap langit seakan berteriak "aku tidak takut!"
dengan kamu yang masih 8 bulan
terbungkus rahim yang mencoba menghangatkan
kita saling menguatkan

perjalanan pun ada akhirnya
hingga akhirnya sampai rumah
masih berbalut basah
merebahkan badan sambil menghela
tersenyum seakan menang
dan mengusapmu dengan kasih sayang

kenangan itu 3 tahun lebih yang lalu
kamu sudah dapat kupeluk langsung
kamu manis, seperti yang aku bayangkan
aku lulus, dan semua belum usai
masih ada kamu yang harus diperjuangkan
semenjak kamu keluar dari rahim ini
kita harus sejenak terpisah dari hari ke hari
tetap duduk manis, tunggu aku jika pulang kerja
nanti kita berpelukan

kamu lihat hujan diluar, sayang
apakah menakutkan?
rasanya tidak seberapa dengan 3 tahun yang sudah lalu
terlihat lebih indah
kita masih bersama
kita berdua
masih berangkulan...



Tuesday, September 13, 2011

Jika kau lupa rasanya perih. Sayat tanganmu dan taburi garam diatasnya. Tidak ada bedanya dengan hati..
-Peri Kamar-

Thursday, September 8, 2011

Aku sadar telah jatuh cinta saat kudapati hatiku telah keluar darah, dan tak kupeduli sakitnya..
-Peri Kamar-
Mencintaimu adalah kebebasanku memilih yang terpahit bagi mereka..
-Peri Kamar-

Monday, September 5, 2011

Jika mencintaimu adalah dosa, kamu adalah alasan mengapa aku tak memilih surga..
-Peri Kamar-