-Peri Kamar-
Wednesday, May 23, 2012
sehari melihat kalian berpelukan
tersenyum ku terpatung dihadapku
cermin yang mengejek kesedihanku
adakah wajah sepenuh ini
airnya
pikiranku berjalan tinggalkanku
akulah patung yang tlah berdetak
jantungku sebutkan namamu
yang bodoh
gelisah tubuhku pikirkan jiwaku
kapankah kembali berpijak
seandainya nanti tentangmu kembali
semua hanyalah dejavu luka
cermin yang mengejek kesedihanku
adakah wajah sepenuh ini
airnya
pikiranku berjalan tinggalkanku
akulah patung yang tlah berdetak
jantungku sebutkan namamu
yang bodoh
gelisah tubuhku pikirkan jiwaku
kapankah kembali berpijak
seandainya nanti tentangmu kembali
semua hanyalah dejavu luka
Saturday, May 19, 2012
Jika
jika mulutku mulai sunyi
dan lidah tak mampu bergetar
cukup kamu menutup mata
biar hati kita yang bercerita
dan berangkulan dengan manja
jika kakiku tak lagi berdampingan
dengan sepasang kakimu yang sedang berjalan
menyusuri jalan yang biasa kita pijakkan
jangan pernah merasa sendirian
dari balik sepatumu bayanganku sudah dikaitkan
jika aku sudah tak lagi ada
jejak jemariku tetap disimpan
sentuhan-sentuhan tulus
dari tulang belulang
penuh doa yang terus diulang
jika kenangaku mulai menyusahkan
titipkan saja pada Sang Pencipta
Detak
ini hanya jarum jam
yang gelisah dikerjai malam
sudah berlari tapi tak juga sampai
padahal sepi semakin ramai
sepasang tangan menggenggam
sesekali hilang yang kanan
memutar-mutar bibir gelas yang mengering
lalu kembali pada layar yang melayu
semua sudah mulai mencapai lelah
waktu semakin dihakimi
jam pun menunduk
bibir gelas kini basah
ada tetesan dari dasar mata
menggantung lama hingga akhirnya lepas
terjun ke dasar permukaan gelas
yang telah kering dari sejam yang lalu
detak semakin keras
isi kepala pun nyaris terlepas
semua mata tertuju pada jarum jam
"ini suaraku"
dari dalam jantung
yang gelisah dikerjai malam
sudah berlari tapi tak juga sampai
padahal sepi semakin ramai
sepasang tangan menggenggam
sesekali hilang yang kanan
memutar-mutar bibir gelas yang mengering
lalu kembali pada layar yang melayu
semua sudah mulai mencapai lelah
waktu semakin dihakimi
jam pun menunduk
bibir gelas kini basah
ada tetesan dari dasar mata
menggantung lama hingga akhirnya lepas
terjun ke dasar permukaan gelas
yang telah kering dari sejam yang lalu
detak semakin keras
isi kepala pun nyaris terlepas
semua mata tertuju pada jarum jam
"ini suaraku"
dari dalam jantung
Monday, May 14, 2012
Selamat Ulang Tahun, Empat!
ada mata yang bergairah
dengan langkah tak terarah
tulang-tulangnya pun masih lemah
tapi dunia sudah tinggal sebelah
tubuh mungil akhirnya terlelap
bunda memeluk dalam malam senyap
tangisan tiba-tiba meluap
setelah sekian lama dibiarkan menguap
tegar menjalani takdir yang berat
cinta yang sempurna semakin melekat
ketidaksempurnaan tunas kuat
ada bisikan "selamat ulang tahun pertama, anakku hebat"
doa dan janji dibaur dalam air mata
"suatu hari kan kuberi kebahagian yang sempurna"
beberapa kata dalam harapan yang seluas angkasa
memecah duka yang tanpa jeda
...
"selamat ulangtahun keempat, cinta"
harapan yang dikabulkan dalam nyata
tetap ada air mata, tapi ini bahagia
dunia!
dengan langkah tak terarah
tulang-tulangnya pun masih lemah
tapi dunia sudah tinggal sebelah
tubuh mungil akhirnya terlelap
bunda memeluk dalam malam senyap
tangisan tiba-tiba meluap
setelah sekian lama dibiarkan menguap
tegar menjalani takdir yang berat
cinta yang sempurna semakin melekat
ketidaksempurnaan tunas kuat
ada bisikan "selamat ulang tahun pertama, anakku hebat"
doa dan janji dibaur dalam air mata
"suatu hari kan kuberi kebahagian yang sempurna"
beberapa kata dalam harapan yang seluas angkasa
memecah duka yang tanpa jeda
...
"selamat ulangtahun keempat, cinta"
harapan yang dikabulkan dalam nyata
tetap ada air mata, tapi ini bahagia
dunia!
Subscribe to:
Posts (Atom)