Pukul 10 malam,
kita merebahkan tubuh berdua
menaruh beban rindu yang dibawa setelah seminggu tak berjumpa
tubuh dalam balutan hampa
lepas dari busana
menghabisi sisa nafas yang terbakar nafsu
kemudian bunyi telpon selular terdengar
aku lupa dimatikan
dan sudah pasti diabaikan
hingga akhirnya hutang rindu dan nafsu terselesaikan
Dalam sebuah layar telpon selular
terbaca pesan yang terlanjur terbuka
oleh kedua mata tanpa menaruh curiga
sebuah sapaan hangat
sangat manis dari seorang pria
yang langsung melumatkan senyuman dari yang tercinta
berubah menjadi sebuah makian dan bentakkan
Setelah bersumpah tentang kesetiaan
sebuah tamparan membabibuta
melayang berkali-kali dalam tubuh yang masih tak berbusana
tangisan pilu dan teriakan keras
tak mampu mengingatkan memori tentang cinta
Lupa tentang aku, tentang bersama
tentang mimpi berdua
dan meninggalkan kamar tanpa sepatah kata
hanya hentakan keras pada pintu kamar
yang sudah telah terbuka
Aku terhimpit sepi
terlalu kuat hingga sulit bernapas
dalam hitungan menit semua berubah
bagai mimpi
dalam aroma parfummu yang masih melekat di dalam tubuh
tatapan kosong menghadap langit-langit
memintanya tak menghakimi, setelah menjadi saksi
percintaan semalam..
Sebuah catatan..
dari tubuh yang sedang bercerita
biru lebam di setiap sudut paha dan wajah
terbasuh air mata yang tidak mereda
ternyata roda memang berputar
tapi ini terlalu cepat
seperti kiamat!
(Fiksi)
No comments:
Post a Comment