Wednesday, November 30, 2011

Di Ujung Pecahan Gelas

Bunga yang kau kirim masih merah
sewarna dengan hati yang selalu merekah
altar sudah menunggu kita, sayang
satu janji hingga akhir nyawa

Dalam seribu kesibukan, tak pernah lengah sebuah prioritas
mencari celah untuk jeda
seperti perjalanan ini, suatu jeda yang sengaja dibuat
menghayal dapat mencumbumu sesegera mungkin
meledek waktu yang selama ini seperti mengejek kita
berkasih saja harus melalui sebuah layar
rindu sudah menjadi kebiasaan

Semua dituntaskan, sayang
aku mendekatkan jarak
sedekat tangan-tangan kita yang akan berpelukan erat
kini langkah menuju ragamu semakin dekat
sedekat hari kita disatukan Tuhan
ratusan kilometer kubuat hingga satu meter
dalam detik ini..

Gelas ini telah kupecahkan, sayang
ujungnya sudah menyatu dengan pori-pori di lehermu
sesenti lagi menembus kulitmu
membebaskan darah-darah segar yang terlerangkap
dalam tubuh yang sudah dinistakan
dengan tubuhnya
saat perjumpaan kita
sekarang...

No comments:

Post a Comment